Welcome To

Welcome To
Pulau Tidung, Salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang mempunyai pemandangan eksotisme alam yang sangat indah. Pulau yang terletak di Utara Jakarta ini termasuk ke dalam pulau yang sering dikunjungi dan terkenal di Kepulauan Seribu karena jaraknya yang cukup dekat dengan ibu kota sehingga ongkosnya pun masih bisa dirogoh kocek untuk kalangan menengah. Hal tersebut membuat saya bersama teman kantor saya berminat untuk mencicipi keindahan pulau tersebut dan sejenak melepaskan penat kehidupan Kota Jakarta. Akhirnya Kami pun membuat schedule untuk melakukan trip ke Pulau Tidung. Singkat cerita, dengan bermodalkan uang sebesar Rp 300rb per orang (yang berangkat ada 10 orang), kami menyewa jasa Travel untuk rencana perjalanan kami di pulau tidung. Team kami beranggota 10 orang, yaitu : saya, dan 9 orang teman kantor saya.

Perjalanan dimulai dengan mencarter angkot menuju Pelabuhan Muara Angke. Kami janjian berkumpul Jam 5 pagi di Kantor yang tepatnya berada di Kawasan Industri Pulau Gadung. Dalam perjalanan ke Muara Angke, sempat terjadi insiden pecah ban di Jalan Tol. Untung saja ada Ban Cadangan di Angkot. Tetapi ini sangat menyita waktu karena kami janjian dengan Travel berkumpul Di Muara Angke jam 6.30.

Dengan kemampuan mengendara dan pengetahuan jalan yang mumpuni dari sang supir akhirnya kami tiba Di Muara Angke tepat jam 6.30. Disana kami disambut oleh Tour Guide kami bernama Bang Ipul. Tanpa basa basi Bang Ipul pun memberikan tiket Kapal untuk menyebrang menggunakan KM Lumba-Lumba. Istilah yang sering dipergunakan orang-orang untuk menyebut Kapal yang menyebrang ke Pulau Tidung lewat Muara Angke. Maklum saja, kapal ini memang lajunya seperti Lumba-Lumba. Sebenarnya ada beberapa alternatif untuk menyebrang ke Pulau Tidung. Bisa melalui Pelabuhan Marina atau Pelabuhan Muara Angke tetapi harga tiketnya lebih mahal daripada Lewat Muara Angke. Kapalnya pun lebih cepat dan lebih bagus dibandingkan yang ada di Muara Angke Tetapi Mau kapal jenis apapun, yang penting bisa selamat sampai tujuan dan bisa have fun di Pulang Tidung.

Tanpa pikir panjang kami langsung bergegas naik kapal yang membawa kami ke Pulau Tidung. Tak Lupa kami memakai Life Jacket yang sudah disediakan di Kapal. Meskipun dalam perjalanan wisata, Safety harus selalu diutamakan karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi selama perjalanan (berharap kapal nya aman-aman saja). Intinya Keep Safety Fisrt!.


Perjalanan ke Pulau Tidung ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam. Lamanya perjalanan sempat membuat kami bosan, ditambah dengan kondisi Kapal yang cukup penuh sesak. Namanya juga Kapal kelas Ekonomi, Jadi kami nikmati saja. Sebagian dari kami ada yang sarapan dan ada juga yang tidur karena masih mengantuk. Tanpa diduga Kapal yang kami naiki terjadi masalah. Mesin kapalnya berasap sangat tebal dan akhirnya Kapal berhenti di tengah lautan lepas. Ini kesialan kedua yang kami terima di hari yang sama setelah Insiden pecah ban. Tapi Kami berharap semoga setelah sampai di Pulau Tidung tidak terjadi apa-apa dan bisa have fun disana. Crew kapal tanpa henti dan dengan sekuat tenaga berusaha memperbaiki Kapal (Kami pun tetap siaga siapa tau ini kapal tenggelam,hehe). Pada akhirnya kapal bisa begerak kembali meskipun dilakukan dengan cara unik yaitu diderek dengan kapal lain yang kebetulan lewat sampai mesin kembali berjalan normal. Ternyata tidak hanya di darat saja, di laut juga Kapal harus diderek kalau mogok.
Jam menunjukan pukul 11 siang, Pulau Tidung sudah terlihat dari kejauhan. Dengan mengucapkan syukur kami pun akhirnya sampai di Pulau Tidung!!


Hari Pertama

Pelabuhan Tidung sangat Ramai pada saat itu oleh para wisatawan. Mungkin karena memang sedang Weekend atau mungkin memang sehari-hari seperti itu. Karena ini baru pertama kalinya saya dan teman-teman menginjakan kaki di Pulau Tidung. Pemandangan di Pelabuhan Pulau Tidung tidak jauh beda dengan Pelabuhan-Pelabuhan lain di Indonesia. Agak kotor dan sampah mengapung di atas Laut. Mungkin ini salah satu yang harus diperbaiki. Hal pertama yang terlintas saat sampai adalah pergi ke penginapan. Di Pelabuhan Pulau Tidung juga ada jasa ojek becak yang siap mengantar kita kemanapun di Kawasan Pulau Tidung. Mode Transportasi yang baru pertama kali saya lihat selain di TV dan hal ini menurut saya cukup menarik. Ingin sekali saya mencobanya, tetapi kami di instruksikan oleh Bang Ipul untuk mengikuti nya ke Penginapan dengan jalan kaki. Itung-itung pemanasan sebelum berwisata bahari. Penginapan kami menurut saya cukup bagus karena langsung berada di pinggir Pantai. Saya sangat senang dengan hal itu. Karena bisa melihat langsung pemandangan Laut Jawa. Selain itu, Fasilitas Penginapan Kami tergolong cukup bagus. Ada Televisi dan ada juga AC. Sesampainya di Penginapan, kami disambut dengan Es Kelapa Muda segar lengkap Batoknya. Kami menikmati minuman tersebut sambil beristirahat sejenak setelah menempuh perjalanan yang cukup melahkan. Segala hal buruk yang dilalui dan kepenatan kehidupan di Jakarta serasa hilang setelah meminum minuman tersebut.

Sebelum petualangan dimulai, tak lupa mengisi perut dulu agar kami siap tempur dengan makanan yang sudah disediakan di penginapan. Meskipun masakannya biasa-biasa saja (Nasi, Lalaban, Sambal dan Ikan) tapi rasanya enak sekali. Mungkin karena makannya bersama-sama jadi serasa lebih nikmat. Hal pertama yang dilakukan adalah Snorkling. Kegiatan yang sangat saya tunggu-tunggu selama ini karena saya belum pernah mencobanya. Kami dibawa menuju laut lepas disekitar Pulau Tidung dengan bantuan Kapal Nelayan yang disewa oleh Bang Ipul. Menurut info dari Bang Ipul sang Guide kami, di sekitar Pulau Tidung Spot Snorklingnya sangat Bagus karena Trumbu karangnya banyak dan Laut nya tidak terlalu dalam. Inilah yang menjadi salah satu daya tarik Wisatawan dari Pulau tersebut. Saat akan nyebur, saya cukup deg-degan. Maklum saja, saya ini tidak bisa berenang. Jadi wajar kalau perasaan takut tenggelam itu muncul. Tetapi setelah nyebur, rasa saya tidak ingin naik lagi ke perahu. Sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan. Banyak sekali ikan yang lucu-lucu dan unik-unik. Saya serasa berada di Dunia Lain. Terumbu karang yang berjajar bak istana bagi ikan yang berada disana. Tak ketinggalan saya melihat ikan Nemo. Ikan yang terkenal melalui Film "Finding Nemo" ini ternyata ada juga disana dan jumlahnya cukup banyak. Dengan bantuan Semburan Air yang dicampur roti botol plastik, saya seperti menggiring ikan-ikan tersebut berkeliling mengitari tubuh saya. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan. Air yang dicampur roti tersebut adalah umpan untuk ikan. Saya dan teman-teman disarankan membawa itu atas saran Bang Ipul. Awalnya kami tidak tahu untuk apa dan ternyata saya sekarang baru tahu funsinya. Ketika sedang asik bermain dengan ikan dan berfoto-foto, ada hal janggal yang terjadi. Tubuh saya merasa agak gatal dan kadang-kadang seperti tersengat oleh listrik. Awalnya, saya berfikir bahwa itu terjadi karena Lautnya kotor. Tapi kalau dilihat-lihat air lautnya tidak kotor malahan jernih. Ternyata itu terjadi karena ubur-ubur kecil yang ada di sekitar saya dan tidak sengaja saya sentuh. Sengatan ubur-ubur itu seperti mengingatkan saya bahwa hari sudah mulai sore dan harus segera kembali ke Pulau Tidung.


Kami sampai kembali ke penginapan. Jam menunjukan pukul 4 Sore. Sepertinya sayang sekali kalau membuang-buang waktu di Pulau Tidung tanpa menikmati keindahan pulau ini. Dengan menggunakan sepeda yang sudah disediakan oleh Travel, kami bergegas menuju Pantai Pulau Tidung. 


Pantai ini sangat indah seperti yang sering dibicarakan oleh banyak orang. Disini saya menemukan fakta unik. Untuk pertama kalinya saya membayar uang parkir untuk sepeda dan harganya cukup mahal dibandingkan dengan parkir Motor di mini market. Mungkin hal ini akan terjadi juga kalau Di Jakarta semua orang memakai Sepeda. untungnya saat ini Di Jakarta parkir sepeda masih gratis. Kami bersantai-santai disana dengan menikmati Es Kelapa Muda dan berfoto-foto. 


Tepat didekat pantai, terdapat suatu jembatan yang sangat unik namanya "Jembatan Cinta". jembatan ini berfungsi untuk menghubungkan Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Ternyata pulau tidung ini ada dua. dan kami berada di Pulau Tidung Besar.



Kemudian terlihat beberapa orang loncat dari Jembatan Cinta. Beberapa orang diantara kami merasa tertantang untuk mencoba loncat dari jembatan itu. Saya sendiri tidak berani untuk mencoba meloncat karena saya tidak bisa berenang. Melihat teman-teman saya loncat sepertinya asik juga. Tetapi daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, saya hanya melihat lihat saja dari kejauhan.


Setelah puas loncat-loncat, kami kembali ke penginapan untuk menikmati sunset sambil bersantai. Sunset sangat terlihat jelas di penginapan kami bahkan indahnya sunset sampai membuat kami lupa mandi. Waktu sudah menunjukan pukul 6 Sore saatnya Sholat maghrib dan siap-siap untuk bakar-bakaran!.

Malam hari sudah tiba. Bang Ipul menawarkan menu untuk bakar-bakaran. Kami memilih Cumi dan Ikan Laut yang entah apa namanya. Yang penting menunya ada ikan, agar suasana pantai semakin terasa. Makanan sudah matang, kami pun melahap makanan dengan sangat antusias. Selain enak, kami capek juga setelah aktivitas yang dilalui seharian. Setelah makan kami menghabiskan malam dengan bernyayi sambil bermain gitar. Ternyata ada Rombongan lain yang satu penginapan dengan kami ingin bergabung juga. Ya itung-itung nambah kenalan juga sambil memeriahkan malam indah di Pulau Tidung. Hari sudah larut malam, kami pun tidur untuk siap-siap berangkat menikmati Sunrise esok hari

Hari Kedua

Waktu menunjukan pukul 4 Pagi, kami mengayuh sepeda menuju Pantai Pulau Tidung. Sampai disana, hari masih gelap. Matahari pun belum menampakan sinarnya. Kami berfoto-foto dan berjalan-jalan di sekitaran pantai. Sunrise pun muncul. Matahari perlahan-lahan menampakan siluet siluet tipis cahayanya. Seakan-akan bangkit dari tidurnya untuk bekerja menyinari dunia. sungguh pemandangan yang sulit tergambar dan sangat indah.Pemandangan yang tidak akan didapat di Jakarta. Kami menikmati pemandangan tersebut sambil foto-foto dan berjalan-jalan di Jembatan Cinta. 



Setelah itu kami berjalan menuju Pulau Tidung Kecil. Beruntung kami ditemani Bang Ipul. Kami dijelaskan mengenai seluk beluk Pulau Tidung Kecil. Pulau Tidung Kecil ini luasnya sesuai namanya. hanya dalam waktu kurang lebih 1 jam, kami sudah menjelajahi seisi Pulau ini. Disana terdapat sekali banyak pohon-pohonan dan udaranya lebih sejuk dibandingkan Pulau Tidung Besar.

Hari sudah siang, kami di instruksikan oleh Bang Ipul untuk sarapan dan bersiap-siap pulang agar tidak ketinggalan Kapal. Karena Menurut info Bang Ipul, Kapal terakhir akan berangkat pada Jam 1 Siang. Kalau terlambat, maka harus naek kapal besok hari lagi.

Kami bersiap-siap untuk pulang. segala barang bawaan kami packing dan kami cek agar tidak ada yang ketinggalan. Bang Ipul mengantar kami sampai ke Kapal. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bang Ipul karena berkat bantuannya kami bisa menikmati Pulau Tidung secara maksimal. Saran saya, kalau ingin ke Pulau Tidung untuk pertama kali, lebih baik menggunakan jasa travel agar kita tidak bingung disana. Tetapi apabila ingin kesana lagi, ada baiknya dicoba tanpa travel. sehingga kita lebih bebas berkegiatan disana.
Kapal mulai berangkat dan pulau tidung perlahan lahan hilang dari pandangan. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan. Kami sengat senang dengan perjalanan ini dan berencana untuk membuat perjalanan untuk menikmati keindahan pulau lain di Kepulauan Seribu.

Satu hal yang saya petik dari perjalanan ini, Indonesia mempunyai alam yang sangat indah. Pulau Tidung hanyalah Pulau Tidung sebagian kecil dari berjuta keindahan alam lain di Di Indonesia. Sempat saya berfikir mengenai petikan kata-kata mutiara dari seorang tokoh bernama Soe Hok Gie. "Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrasi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat". Dan Saat ini saya baru mengetahui apa maksudnya. Dengan mengenal Indonesia dari dekat, baik dari keindahan alam dan kebudayaanya, rasa cinta tanah air itu akan tumbuh dengan sendirinya. Pulau Tidung, Pulau yang menyimpan sejuta keindahan di sisi lain Utara Kota Jakarta dan Saya bersyukur kepada tuhan karena telah menyaksikan maha karyanya.

-Faizal-


Baca Selengkapnya....

share

About